Tuberculosis (TB) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Ini lebih sering menyebar melalui udara ketika orang yang sakit batuk, bersin, atau berbicara. TB dapat menyebar ke paru-paru, tetapi juga dapat menyebar ke organ lain seperti tulang, ginjal, dan otak.
Gejala dari TB paru-paru termasuk batuk yang berkepanjangan, dahak yang berwarna kuning atau hijau, demam, lelah, dan penurunan berat badan. Namun, gejala dari TB yang menyebar ke organ lain dapat berbeda dan bervariasi sesuai dengan organ yang terkena.
TB dapat disembuhkan dengan pengobatan yang tepat, yang biasanya terdiri dari beberapa antibiotik yang diambil selama beberapa bulan. Namun, jika tidak diobati dengan baik, TB dapat menyebar dan menyebabkan kerusakan permanen pada paru-paru atau organ lain, serta meningkatkan risiko komplikasi seperti infeksi paru-paru yang berulang.
Pencegahan TB dilakukan dengan meningkatkan sistem imun, menghindari paparan terhadap orang yang terinfeksi, dan melakukan screening pada populasi yang berisiko tinggi.
GEJALA
Gejala utama tuberkulosis (TB) adalah:
- Batuk yang berlangsung lebih dari dua minggu, dengan atau tanpa dahak yang berdarah.
- Demam yang tidak terkontrol, lelah, dan penurunan berat badan yang tajam.
- Sesak nafas dan nyeri dada.
Gejala lain yang bisa timbul yaitu :
- Sudah tidak nafsu makan
- Kelenjar getah bening yang membesar di leher, ketiak, atau di sekitar tulang belakang.
- Pembengkakan di satu atau kedua paru-paru.
- Peningkatan suhu tubuh pada malam hari.
- Bercak darah di dahak atau batuk yang berdarah.
Itu sebabnya, jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, segera periksakan diri ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut dan untuk mengetahui apakah Anda menderita TB atau tidak.
DIAGNOSIS
Tuberkulosis (TB) biasanya didiagnosis oleh dokter umum atau dokter spesialis paru. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan melakukan tes dahak untuk mengetahui ada tidaknya bakteri Mycobacterium tuberculosis dalam dahak pasien. Dokter juga akan melakukan rontgen dada untuk mengetahui apakah ada perubahan pada paru-paru yang mencurigakan.
Dokter juga dapat menyarankan tes darah untuk mengetahui tingkat kekebalan tubuh pasien terhadap TB. Beberapa tes darah yang digunakan untuk mendiagnosis TB meliputi tes interferon-gamma release assay (IGRA) dan tes tuberkulin skin test (TST).
Pemeriksaan molekuler, seperti Xpert MTB/RIF, juga dapat digunakan untuk mendeteksi bakteri Mycobacterium tuberculosis dalam sputum pasien.
Dalam beberapa kasus, dokter dapat menyarankan biopsi jaringan paru-paru atau pemeriksaan lainnya untuk menegakkan diagnosis.
Sangat penting untuk diketahui, bahwa diagnosis TB yang cepat dan tepat dapat membantu dalam mengambil tindakan yang tepat dan meminimalkan risiko komplikasi dan penyebaran infeksi ke orang lain.
Diagnosis tuberkulosis (TB) dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya:
- Pemeriksaan dahak: Tes dahak yang digunakan untuk mendiagnosis TB adalah tes dahak AFB (Acid-fast Bacilli) yang digunakan untuk menemukan bakteri Mycobacterium tuberculosis dalam dahak pasien. Namun, tes ini tidak selalu akurat dan dapat memberikan hasil negatif pada pasien yang memang menderita TB.
- Rontgen dada: Pemeriksaan rontgen dada dapat digunakan untuk menemukan perubahan pada paru-paru yang mencurigakan, seperti konsolidasi atau kavitas. Namun, pemeriksaan ini juga tidak selalu akurat dan dapat memberikan hasil negatif pada pasien yang memang menderita TB.
- Tes darah: Tes interferon-gamma release assay (IGRA) atau tes tuberkulin skin test (TST) dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kekebalan tubuh pasien terhadap TB. Namun, tes ini juga tidak selalu akurat dan dapat memberikan hasil negatif pada pasien yang memang menderita TB.
- Pemeriksaan molekuler: Pemeriksaan molekuler seperti Xpert MTB/RIF dapat digunakan untuk mendeteksi bakteri Mycobacterium tuberculosis dalam sputum pasien dengan cepat dan akurat.
- Biopsi jaringan: Pada beberapa kasus, dokter dapat menyarankan biopsi jaringan paru-paru atau pemeriksaan lainnya untuk menegakkan diagnosis.
Itu sebabnya, diagnosis TB yang tepat dan cepat sangat penting untuk mengambil tindakan yang tepat dan meminimalkan risiko komplikasi dan penyebaran infeksi ke orang lain.
Top of Form
PENGOBATAN
Pengobatan tuberkulosis (TB) umumnya dilakukan dengan mengonsumsi obat-obatan anti-TB selama periode waktu yang cukup lama. Regimen pengobatan standar untuk TB yang disebut sebagai ” regimen rifampicin-based” yang terdiri dari empat jenis obat yang digunakan secara bersama-sama selama periode waktu yang cukup lama.
Obat-obatan yang digunakan untuk pengobatan TB meliputi:
- Isoniazid (INH)
- Rifampin (RIF)
- Etambutol (EMB)
- Pyrazinamide (PZA)
Dalam beberapa kasus, dokter dapat menambahkan obat lainnya seperti streptomisin atau ethambutol, jika diperlukan. Obat-obatan ini biasanya digunakan dalam kombinasi untuk menghindari resistensi terhadap satu obat saja. Obat-obatan ini harus dikonsumsi selama periode yang cukup lama (biasanya sekitar 6-9 bulan) untuk menghilangkan bakteri TB dari tubuh. Detail pengobatan sudah ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan dan Obat-obat di atas jiuga tersedia dalam bentuk paket (Fixed Dose Combination) sehingga lebih mudah dalam pelaksanaannya sehari-hari
Sentra pengobatan TB adalah di Puskesmasa dan di rumah sakit yang bekerja sama dengan Dinas Kesehatan untuk program pengobatan TB.
PENCEGAHAN
Ada beberapa cara untuk mencegah tuberkulosis (TB), di antaranya:
- Vaksinasi: Vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guérin) dapat memberikan perlindungan terhadap TB pada bayi dan anak-anak. Namun, vaksin ini tidak selalu efektif pada orang dewasa.
- Pencegahan infeksi: Menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi TB, menjaga jarak dengan orang yang sakit, dan menjaga lingkungan sehat dan bersih dapat membantu mencegah infeksi.
- Pemeriksaan dini: Orang yang memiliki faktor risiko TB seperti HIV, kondisi medis yang menurunkan sistem kekebalan tubuh, atau kontak dengan orang yang terinfeksi TB harus diperiksa secara rutin oleh dokter.
- Pengobatan dini: Jika didiagnosis dengan TB, segera mulai pengobatan dengan obat anti-TB yang ditentukan oleh dokter untuk menghindari penyebaran infeksi ke orang lain.
- Pendidikan: Pendidikan tentang gejala, cara penularan, dan cara mencegah TB dapat membantu meningkatkan kesadaran dan membantu mencegah penyebaran infeksi.