Penyakit perlemakan hati atau yang lebih dikenal dengan istilah fatty liver belakangan ini menjadi salah satu topik kesehatan yang sedang banyak dicari dan diperbincangkan. Hal ini tak lepas dari gaya hidup masyarakat modern yang cenderung kurang bergerak, mengonsumsi makanan tinggi lemak, dan minim serat. Bahkan, penyakit ini kini tak hanya menyerang orang yang mengalami obesitas, tapi juga mereka yang terlihat kurus dan sehat dari luar.
Apa Itu Fatty Liver?
Fatty liver adalah kondisi ketika terjadi penumpukan lemak berlebih di dalam sel-sel hati. Dalam kondisi normal, hati memang menyimpan sedikit lemak, tapi bila jumlahnya melebihi 5% dari berat hati, maka kondisi ini sudah tergolong tidak sehat. Fatty liver terbagi menjadi dua jenis:
- Non-Alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) – terjadi tanpa konsumsi alkohol.
- Alcoholic Fatty Liver Disease (AFLD) – akibat konsumsi alkohol berlebihan.
Di Indonesia, kasus NAFLD lebih banyak terjadi dan bisa berkembang menjadi kondisi serius seperti hepatitis, sirosis hati, hingga kanker hati bila tidak ditangani dengan benar.
Gejala Fatty Liver
Fatty liver sering disebut sebagai silent disease karena gejalanya bisa sangat ringan atau bahkan tidak terasa sama sekali di tahap awal. Namun, beberapa tanda yang patut diwaspadai meliputi:
- Cepat lelah tanpa sebab yang jelas
- Nyeri atau rasa tidak nyaman di bagian kanan atas perut
- Perut terasa kembung atau penuh
- Hilangnya nafsu makan
- Kulit dan mata tampak menguning (jika sudah parah)
- Penurunan berat badan secara drastis
Penyebab Fatty Liver
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena fatty liver antara lain:
- Obesitas dan kelebihan berat badan
- Diabetes tipe 2 dan resistensi insulin
- Kadar kolesterol atau trigliserida tinggi
- Konsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan gula
- Kebiasaan duduk terlalu lama atau kurang aktivitas fisik
- Efek samping obat-obatan tertentu
- Konsumsi alkohol (pada AFLD)
Menariknya, seseorang yang tampak kurus (lean NAFLD) juga bisa terkena penyakit ini jika memiliki pola makan dan gaya hidup tidak sehat.
Bahaya Fatty Liver Bila Dibiarkan
Banyak orang menganggap fatty liver bukan masalah besar karena sering kali tidak menimbulkan keluhan langsung. Padahal, jika dibiarkan tanpa penanganan, penyakit ini bisa berkembang menjadi:
- NASH (Nonalcoholic Steatohepatitis) – radang hati akibat lemak
- Fibrosis – terbentuknya jaringan parut di hati
- Sirosis – kerusakan hati permanen
- Kanker hati
Cara Mendeteksi Fatty Liver
Fatty liver dapat didiagnosis melalui:
- Tes darah (fungsi hati)
- USG perut
- CT scan atau MRI
- Biopsi hati (untuk memastikan tingkat keparahan)
Sayangnya, karena sering tanpa gejala, fatty liver kerap tidak disadari sampai kondisinya memburuk. Oleh karena itu, medical check-up rutin sangat dianjurkan, terutama bagi orang yang memiliki faktor risiko.
Cara Efektif Mencegah dan Mengatasi Fatty Liver
Kabar baiknya, fatty liver bisa dicegah dan bahkan dibalikkan (reversibel) jika ditangani sejak dini. Berikut beberapa langkah penting:
1. Turunkan Berat Badan Secara Bertahap
Penurunan berat badan 5–10% dari berat awal sudah cukup untuk memperbaiki kondisi hati secara signifikan. Hindari diet ekstrem, fokuslah pada perubahan pola hidup jangka panjang.
2. Perbaiki Pola Makan
- Hindari makanan olahan, gorengan, fast food, dan minuman manis
- Perbanyak konsumsi buah, sayur, kacang-kacangan, dan biji-bijian
- Pilih sumber protein sehat seperti ikan, tahu, dan tempe
- Gunakan minyak sehat seperti minyak zaitun
3. Rutin Berolahraga
Lakukan aktivitas fisik setidaknya 30 menit setiap hari. Olahraga aerobik seperti jalan cepat, bersepeda, atau berenang sangat membantu.
4. Hindari Konsumsi Alkohol dan Rokok
Alkohol memperburuk kondisi hati, bahkan dalam jumlah kecil sekalipun bagi penderita fatty liver.
5. Kelola Stres
Stres kronis bisa memperburuk inflamasi dalam tubuh, termasuk pada organ hati. Luangkan waktu untuk relaksasi, meditasi, atau aktivitas yang disukai.
6. Cek Kesehatan Rutin
Pantau kadar kolesterol, gula darah, dan fungsi hati secara berkala.
7. Konsumsi Suplemen atau Obat Sesuai Anjuran Dokter
Beberapa suplemen seperti vitamin E dan omega-3 bisa membantu, tapi harus sesuai anjuran profesional kesehatan.
Apakah Fatty Liver Bisa Sembuh?
Jawabannya: ya, terutama jika masih pada tahap awal. Dengan perubahan gaya hidup yang konsisten, lemak di hati bisa berkurang secara alami dan hati dapat kembali berfungsi dengan normal. Namun, jika sudah berkembang menjadi fibrosis atau sirosis, penanganannya menjadi lebih kompleks dan membutuhkan perhatian medis yang lebih serius.
Penutup
Fatty liver bukan penyakit yang bisa dianggap sepele. Meski gejalanya kerap tidak terasa, dampaknya bisa sangat serius bila tidak ditangani. Gaya hidup sehat adalah kunci utama untuk mencegah dan mengatasi kondisi ini. Mulailah dari perubahan kecil namun konsisten: perbaiki pola makan, gerakkan tubuh setiap hari, dan jangan lupa cek kesehatan secara berkala.
Semakin cepat Moms atau keluarga menyadari dan bertindak, semakin besar peluang untuk hidup sehat tanpa gangguan hati.
#FattyLiver #KesehatanHati #PenyakitHati #HidupSehat #GayaHidupSehat #KesehatanTubuh #MedicalCheckup #CegahFattyLiver #PolamakanSehat #OlahragaTeratur