Moms, meskipun pandemi COVID-19 sudah mereda, bukan berarti dampaknya sudah hilang sepenuhnya. Banyak orang yang pernah terinfeksi COVID-19 mengeluhkan gejala yang tak kunjung sembuh bahkan setelah hasil tes dinyatakan negatif. Kondisi ini dikenal dengan istilah Long COVID atau Post-COVID Syndrome.
Long COVID menjadi isu penting dalam dunia kesehatan karena bisa mengganggu produktivitas dan kualitas hidup seseorang, bahkan berbulan-bulan setelah infeksi utama. Untuk itu, penting bagi kita mengenali gejala-gejalanya dan mengetahui cara mengatasinya dengan tepat.
Apa Itu Long COVID?
Long COVID adalah kondisi ketika seseorang masih mengalami gejala COVID-19 lebih dari empat minggu setelah pertama kali terinfeksi. Dalam beberapa kasus, gejala bisa bertahan hingga berbulan-bulan atau bahkan lebih dari satu tahun.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyebut bahwa Long COVID bisa terjadi pada siapa saja, baik yang mengalami gejala ringan saat infeksi maupun yang sempat dirawat di rumah sakit. Bahkan, anak-anak dan remaja juga bisa mengalaminya.
Gejala Long COVID yang Perlu Moms Ketahui
Gejala Long COVID sangat bervariasi dan bisa berbeda pada setiap orang. Berikut ini adalah beberapa gejala umum yang sering dilaporkan:
- Kelelahan yang Berlebihan
- Rasa lelah ekstrem yang tidak hilang meski sudah beristirahat cukup.
- Sulit melakukan aktivitas ringan sehari-hari.
- Sesak Napas
- Sulit bernapas, terutama saat beraktivitas ringan.
- Napas terasa pendek atau tidak puas.
- Batuk Berkepanjangan
- Batuk kering yang tidak kunjung sembuh.
- Kadang disertai sakit tenggorokan.
- Nyeri Otot dan Sendi
- Rasa nyeri seperti pegal-pegal, khususnya di bagian punggung, kaki, dan tangan.
- Gangguan Kognitif (“Brain Fog”)
- Sulit berkonsentrasi.
- Pelupa atau kesulitan berpikir jernih.
- Masalah Psikologis
- Cemas, depresi, atau gangguan tidur.
- Palpitasi atau Jantung Berdebar
- Jantung berdetak lebih cepat tanpa sebab jelas.
- Gangguan Pencernaan
- Mual, diare, atau nyeri perut yang datang dan pergi.
Mengapa Long COVID Bisa Terjadi?
Hingga kini, penyebab pasti Long COVID belum diketahui. Namun, beberapa teori menyebutkan bahwa gejala tersebut muncul karena:
- Respon imun tubuh yang berkepanjangan.
- Peradangan sistemik akibat infeksi.
- Kerusakan organ akibat virus.
- Masih adanya sisa virus dalam tubuh.
Beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan Long COVID, di antaranya:
- Usia di atas 40 tahun.
- Memiliki komorbid seperti diabetes, hipertensi, atau obesitas.
- Mengalami gejala berat saat infeksi awal.
- Tidak mendapatkan penanganan medis yang optimal.
Cara Mengatasi Long COVID
Mengatasi Long COVID membutuhkan pendekatan yang holistik. Berikut adalah beberapa tips dan strategi yang bisa Moms lakukan untuk membantu pemulihan:
1. Konsultasi ke Dokter
Langkah pertama dan terpenting adalah melakukan konsultasi dengan dokter, terutama jika gejalanya mengganggu aktivitas harian. Dokter bisa membantu menentukan apakah gejala yang dialami benar-benar akibat Long COVID atau penyakit lain.
2. Pemulihan Bertahap (Pacing)
Jangan paksakan diri untuk langsung aktif kembali. Gunakan prinsip “pacing”, yaitu mengatur aktivitas agar tidak kelelahan. Istirahat secara berkala dan hindari aktivitas berat saat tubuh belum siap.
3. Penuhi Asupan Nutrisi
Moms, konsumsi makanan bergizi sangat penting untuk memperkuat daya tahan tubuh. Fokuslah pada:
- Buah dan sayur segar.
- Sumber protein (ikan, ayam, telur).
- Karbohidrat kompleks (nasi merah, oatmeal).
- Air putih minimal 8 gelas sehari.
4. Latihan Pernapasan dan Aktivitas Ringan
Jika sesak napas masih menjadi masalah, Moms bisa mencoba latihan pernapasan dalam (deep breathing) atau teknik pernapasan diafragma. Lakukan juga aktivitas ringan seperti berjalan kaki atau peregangan untuk menjaga kebugaran.
5. Kelola Stres dan Emosi
Gejala psikologis seperti cemas dan brain fog bisa diredakan dengan:
- Meditasi atau mindfulness.
- Tidur cukup dan berkualitas.
- Mengurangi paparan berita negatif.
- Konseling dengan psikolog bila perlu.
6. Pantau Gejala dan Catat Perkembangan
Buat jurnal kesehatan harian untuk mencatat gejala, makanan, aktivitas, dan tidur. Ini membantu Moms dan dokter melacak pola dan kemajuan pemulihan.
7. Ikuti Program Rehabilitasi Long COVID
Beberapa rumah sakit kini sudah membuka program pemulihan khusus bagi pasien Long COVID yang melibatkan fisioterapi, terapi okupasi, dan terapi pernapasan. Moms bisa mencari tahu lebih lanjut dan mengikuti program tersebut untuk pemulihan yang lebih terarah.
Kapan Harus Khawatir?
Meskipun Long COVID tidak selalu berbahaya, ada beberapa kondisi yang harus segera ditangani oleh tenaga medis:
- Sesak napas memburuk secara tiba-tiba.
- Nyeri dada atau jantung berdebar sangat cepat.
- Kehilangan kesadaran atau kebingungan mendadak.
- Gejala makin berat dan tidak membaik dalam waktu lama.
Jika Moms atau anggota keluarga mengalami hal di atas, segera ke fasilitas kesehatan terdekat.
Penutup
Long COVID adalah kenyataan baru yang masih terus diteliti. Meskipun gejalanya mengganggu, dengan pendekatan yang tepat dan dukungan medis, pemulihan tetap bisa dicapai. Kunci utamanya adalah sabar, konsisten, dan tidak mengabaikan sinyal dari tubuh.
Yuk Moms, jaga kesehatan tubuh dan mental kita sebaik mungkin, meskipun sudah sembuh dari COVID-19. Karena kesehatan itu investasi jangka panjang yang sangat berharga.
#KesehatanViral #KesehatanTerkini #ArtikelKesehatanTerbaru #KesehatanHarian #TrenKesehatan2025